A. Defenisi Aminore
Aminore adalah suatu keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
Ada dua jenis amenorea, primer dan sekunder. Amenorea primer merujuk pada perempuan yang tidak mendapat haid sejak usia akil balik hingga dewasa. Sedangkan amenorea sekunder adalah kondisi dimana seorang perempuan pernah mengalami menstruasi dan tiba-tiba berhenti hingga setidaknya tiga bulan berturut-turut.Kasus amenorea sekunder lebih sering terjadi ketimbang amenorea primer.
Istilah kriptomenorea merupakan keadaan dimana tidak tampak adanya haid karena darah tidak keluar berhubung ada yang menghalangi, seperti pada himen yang nggak berlubang, penutupan saluran servikis, dan lain-lain
B. Penyebab Aminore
Amenore bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya.
Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak diatas kelenjar hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk melepaskan hormon-hormon yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh ovarium.
Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal bisa menyebabkan terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya serangkaian proses hormonal yang terlibat dalam terjadinya menstruasi.
Sebab-sebab pada amenorea primer dan sekunder pada atlet :
1. Latihan berat sekali atau peningkatan tiba-tiba beban latihan. Masih perlu penelitian tentang pengaruh jenis olahraga, intensitas latihan, lamanya latihan, frekuensi latihan atau perubahan tiba-tiba faktor-faktor tersebut.
2. Jenis olahraga misalnya lebih sering pada olahraga lari, senam, balet daripada renang atau balap sepeda.
3. Berat badan dan komposisi tubuh. Atlet yang lemak tubuhnya kurang sampai dibawah normal atau kehilangan lemak tubuh secara drastis akan akibatkan laju metaboliknya juga turun dan produksi estrogennya juga akan menurun sehingga terjadi amenore.
4. Hilangnya lemak tubuh dari bagian penting tubuh (misalnya paha, bokong). Menarche terjadi bila lemak tubuh telah mencapai paling sedikit 17 % dan 22 % untuk haid teratur. Ternyata pendapat ini banyak pro dan kontranya. Pendapat lain mengatakan bahwa lemak tubuh merupakan faktor pengatur fungsi endokrin dan bahwa hilangnya lemak dari bagian tubuh tertentu yang akan menyebabkan amenore. Lemak di bawah pinggang pada daerah panggul, paha dan bokong banyak berhubungan dengan energi untuk kehamilan dan laktasi. Hilangnya/berkurangnya lemak daerah-daerah tersebut dapat mengganggu fungsi reproduksi dengan berkurangnya kemampuan untuk menjadi hamil yaitu dengan terjadinya amenore.
5. Faktor dietetik : gangguan perilaku makan.
6. Diet restriksi yang berat (misalnya diet vegeterian dengan susunan buruk, diet rendah kalori). Masukan rendah lemak dan tinggi serat seperti yang sering dijumpai pada vegeterian, mempunyai hubungan dengan perubahan kadar estrogen yang mengakibatkan amenore. Kelainan makan baik pada atlet maupun pada non atlet mempunyai hubungan kuat dengan gangguan haid. Hubungan ini mungkin dapat diterangkan melalui stress emosional, masukan makanan yang tidak cukup, efek terhadap berat badan dan komposisi tubuh.
7. Menarche yang terlambat (late maturers).
8. Haid yang tidak teratur sebelum mulai latihan.
9. Stress emosional.
10. Latihan berat sebelum menarche.
11. Keadaan medik dan penyebab lain. Ada penyebab-penyebab lainnya dari amenore termasuk kehamilan dan masalah medik seperti tumor kelenjar hipofise, kelainan indung telur, hiperprolaktinemia, hipotiroidi. Jadi pada atlet pun keadaan patologik tak boleh diabaikan.
12. Masalah multifaktorial. Pada saat ini tak ada satu teoripun yang dapat cukup menerangkan penyebab amenore pada atlet dan bila tak ada masalah medik, mungkin sekali ditemui berbagai faktor yang berhubungan dengan olahraga yang bagi orang-orang tertentu dapat merupakan ancaman. Memang konon katanya beberapa orang dapat mengontrol waktu haidnya dengan memanipulasi intensitas latihan, berat badan dan kadar lemak tubuh.
C. Masalah Yang Berhubungan Dengan Amenore Dan Masalah Haid Lainnya
Anovulasi dan kelainan fase luteal merupakan isu biasa tentang kelainan haid pada atlet dan merupakan penyebab berkurangnya fertilitas. Tetapi infertilitas itu reversibel dengan timbulnya kembali haid atau dengan pemberian hormon; namun anovulasi yang menahun harus diobati dengan estrogen. Kini telah diketahui aspek amenore pada atlet yang paling merugikan sehubungan dengan ditemukannya hipoestrogenemia pada atlet amenore dibandingkan dengan atlet yang siklus haidnya normal. Adanya hubungan antara kadar estrogen yang rendah kronik dan hilangnya massa tulang, berarti bahwa amenore pada atlet juga merupakan risiko bagi osteoporosis / keropos tulang.
Osteoporosis Olahraga
Perkembangan normal tulang ditandai oleh peningkatan cepat massa tulang selama remaja, dicapainya puncak massa tulang pada usia 20 tahun (bukan seperti yang tradisional dikatakan antara usia 30–40 tahun) dan kemudian terjadi penurunan kembali. Wanita kehilangan kurang lebih 35% tulang kortex dan 50% tulang trabekula dibandingkan dengan 23% dan 33% pada pria. Turunnya massa tulang paling cepat setelah mulainya menopause, suatu keadaan yang disertai turunnya kadar estrogen. Keadaan serupa dengan turunnya kadar estrogen pada amenore atlet. Kepadatan massa tulang itu dapat dilihat/diperiksa dengan DPA, QCT, DEXA.
Ternyata memang kini telah ditemui bahwa amenore dan oligomenore pada atlet menunjukkan penurunan densitas tulang dibandingkan dengan atlet yang haidnya normal. Diketahui pula bahwa pembentukan tulang pada orang dewasa sangat dipacu oleh latihan olahraga dengan beban seperti yang misalnya ditemui pada atlet angkat besi dan dayung dan bahwa immobilisasi sangat menurunkan massa tulang.
Osteopenia dapat disebabkan oleh :
Hipoestrogenemia.
Masukan kalsium yang rendah.
Faktor dietetik lainnya yang dianggap juga menyebabkan keseimbangan kalsium negatif adalah masukan tinggi :
garam
Alcohol
Protein
Kafein
Serat
Faktor lain yang dianggap juga berhubungan dengan hilangnya massa tulang adalah: rokok dan potongan tubuh yang ramping, ringan seperti pelari, penari balet, pesenam.
D. Masalah Yang Berhubungan Dengan Densitas Tulang Yang Rendah
Densitas tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan risiko patah tulang. Faktor risiko penyebab patah tulang karena stress (stress fracture) adalah :
Dosis Latihan
Jenis Sepatu.
Stress fracture adalah fraktur komplet / sebagian akibat ketidakmampuan bertahan terhadap stress kronik yang berulang secara berirama dan submaksimal, sehingga proses resorpsi lebih besar daripada perbaikan. Stress fracture ini sering ditemui pada atlet amenore.
E. Pencegahan Hilangnya Massa Tulang
Terutama di masa remaja dan dewasa muda untuk mencapai massa tulang puncak yang tinggi perlu :
Makanan tinggi kalsium.
Batasi masukan garam.
Cukup masukan protein (tak berlebihan).
F. Masukan Kalsium Yang Dianjurkan.
Jenis Kelamin Klasifikasi Usia Kebutuhan Kalsium Per Hari
Pria Remaja 12 – 15 Tahun 1200 mg/hari.
16 – 18 Tahun 1000 mg/hari.
Dewasa 800 mg/hari.
Wanita Remaja 12 – 15 Tahun 1000 mg/hari.
16 – 18 tahun 800 mg/hari.
Dewasa reproduktif 800 mg/hari.
Menopause/Atlet Aminore 1000 mg/hari.
Hamil Trimester III 1100 mg/hari.
Menyusui 1300 mg/hari
G. Pengobatan Osteopenia Pada Atlet Amenore.
Menurunnya densitas tulang cepat terjadi pada wanita amenore dan paling cepat dalam 3 tahun pertama amenore (kurang lebih 4 % /tahun) setelah itu frekuensinya menurun. Dengan timbulnya kembali haid yang teratur maka densitas tulang meningkat kembali meskipun belum pasti apakah akan dicapai densitas tulang normal dan kekuatan tulang pulih seperti sediakala.
Pertama-tama pengobatan amenore olahraga adalah dengan mengobati defisiensi estrogennya secepat mungkin. Diberikan HRT (hormone replacement therapy), dapat dalam bentuk pil anti hamil.
Makanan tinggi kalsium.
Suplementasi kalsium. Sebaiknya diminum malam sebelum tidur untuk mencegah kompetisi langsung dengan nutrien lain misalnya besi.
Hindari masukan yang berhubungan negatif dengan kalsium seperti masukan protein terlalu tinggi, tinggi garam dan fosfor.
Perbaiki kelainan perilaku makan (bila ada).
H. Pengobatan Aminore
Penanganan pada kasus amenorea bergantung dari penyebabnya. Jika disebabkan oleh kelebihan atau kekurangan berat badan, maka cara penangannaya dengan mengubah pola hidup sehari-hari. Jika disebabkan oleh gangguan kelenjar tiroid atau pituari, maka cara penanganannya dengan pemberian obat-obatan.
Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan agar terhindar dari amenorea, diantaranya :
Ω Ubah pola hidup agar lebih sehat.
Ω Seimbangkan antara kerja, rekreasi, dan istirahat.
Ω Kurangi beban pikiran atau stres.
Ω Waspadalah jika tidak mendapat haid selama tiga bulan. Segera periksakan ke dokter ahli kandungan.
Umumnya, perempuan mendapat menstruasi pada masa akil balik. Masa akil balik pun beragam antara tiap wanita. Antara usia 11 hingga 16 tahun.
I. Penggunaan Ca(Kalsium) Pada Atlet Aminore
Kebutuhan Ca untuk atlet minimal 1.500 mg per hari, untuk mempertahankan keseimbangan Ca. Kebutuhan orang biasa : 500 – 1.000 mg per hari Fungsi Ca :
1. Membentuk dan memelihara tulang dan gigi yang sehat.
2. Membantu kerja otot dan syaraf
3. Membantu proses pembekuan darah
4. Mengontrol kadar kolesterol darah
5. Membantu penyerapan vitamin B12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar